To Forgive and To Forget
- leechristy
- Apr 9, 2020
- 1 min read
To Forgive and To Forget
Kadang kala, tidak mudah untuk benar-benar memaafkan dan melupakan. Hal yg terjadi akan tetap diingat dan diungkit ketika amarah kembali dtg.
Hari ini ya kita memaafkan, tapi tidak melupakan.
Dunia menjadi begitu rumit ketika usia beranjak lebih dewasa. Sedikit kesalahpahaman, memicu pertengkaran. Sedikit kekeliruan, memancing amarah. Sedikit kesembronoan, memicu perpisahan.
Hei, anakku sering berkata, "It's okay mommy. I forgive you." Dan mereka pun benar-benar forget dengan semua bentakan ku.
Tapi, ketika suami-istri-rekan-teman-saudara meminta maaf, kita tidak pernah let go the memories. Akan terus dikenang, diungkit, disimpan. Tidakkah itu pahit? Tapi kenapa tidak bisa dikeluarkan saja? Dan akhirnya, karena hal yg tak terlepaskan ini, perpisahan pun terjadi. Permusuhan tak terhindarkan.
Ya, dunia menjadi rumit. Hati menjadi keras. Pemikiran penuh awan gelap tentang pengetahuan sulitnya hidup dunia.
Tapi hari ini, melewati waktu selama 3 minggu full 24 jam dengan yg terdekat, aku mengerti.
Semua kepahitan yg tersimpan, ternyata tak terungkapkan. Komunikasi tak berjalan, dan lantas apa yg diharapkan?
Dan lalu, komunikasi tersampaikan, ternyata tak ada pembenahan, dan lantas apa yg diharapkan?
Kemudian, pembenahan terjadi, ternyata tak ada kepercayaan, dan lantas apa yg diharapkan?
Anak kita percaya, kita meminta maaf dan tak akan mengulangi, sehingga mereka melupakan. Tapi kita tak percaya, mereka meminta maaf dan akan mengulangi, sehingga kita memendam.
Comentarios